songkok sang apak

melihat songkok hitamku ini,

aku teringat pada orang tuaku,

aku biasa memanggilnya apak, buat bapakku..

yg selalu memakai dan meletakkan songkok hitamnya pada tempat2 terhormat,

tempat2 suci, diatas tanah, lebih tinggi dari badan,

diruangan ataupun di luar rumah, di alam semesta yg beliau kunjungi,

songkok itu selalu dalam keadaan rapi dan bersih, luar dalam

sebersih komunikasi hati dg Tuhan-nya..

 

tiada pernah cita-cita yg membumbung terlalu tinggi diluar batasnya kemampuannya

tiada pernah menginginkan sebuah  mobil, bahkan sepeda motor-pun,

onthel tua sudah cukup buat dia,

pun jika antara jawa dan mekkah tiada ada air laut yg memisahkan,

dia sanggup jalan kaki untuk sholat disana, berhaji untuk yg kedua kali, dan bermukim barang sebentar,

kemudian balik lagi ke kampung di jawa lagi …

tiada yg ditakuti kecuali Tuhan-nya,

semua urusan diserahkan kepada Tuhan-nya,

dia hanya berikhtiar untuk bertahan hidup, tiada lebih,

meski kemudian ternyata ada kelebihan, itu bonus dari Tuhannya, lewat malaikat2 yg sesekali diajaknya berdialog…

yg mungkin juga malaikat2 utusan itu membisikkan apa2 yg akan terjadi di kemudian hari,

tapi apak tiada pernah menyampaikannya kepadaku, kami semua…

dengan tiada menyerah barang sedetik di tengah hamparan gelombang masalah yg super raksasa,

yg sesekli tiba menyapa,

yg dia lakukan hanya sholat sunnah 2 rakaat,

disetiap waktu senggangnya, kecuali ba’da asyar dan antara subuh dan menjelang waktu dhuha..

dia sembahyang di smua tempat, di alam, di pinggir sungai, di rerumputan,

di batu2an besar, di bawah pohon, di manapun,

di pojok kamar, dekat pintu, tempat yg sempit pun dia sholatkan semua waktu2nya,

dan selalu dalam keadaan suci dan mandi untuk semua waktu sholat2nya…

tiada pernah menuntut hasil kebon yg hilang, dan tiada pernah mengejar siapa2 yg mencuri ayam2 dan onthel-nya…

semua dianggap sedekahnya…

tiada pernah takut miskin,

tiada pernah mengeluh pada keadaan paceklik…

yg ada hanya mendoakan, untuk keterang-hati-an anak2nya, dan sekarang cucu2nya…

Berlin,

15 Sept 2013

2 thoughts on “songkok sang apak

Leave a comment